Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut menjadi biang kerok mahalnya harga beras. Kebijakan Jokowi memengaruhi kinerja bawahannya dan membuat beras menjadi langka.
“Dalam mencari akar masalah dari situasi ini, terdapat bukti yang menunjuk pada Badan Pangan Nasional dan Presiden Jokowi sebagai penyebab utama kenaikan harga beras,” kata Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat dalam keterangan tertulis, Kamis, 29 Februari 2024.
Achmad mengungkapkan aneka peristiwa yang menyebabkan kondisi hari ini terjadi. Pertama, kebijakan yang diambil Badan Pangan Nasional soal penggunaan cadangan beras pemerintah (CBP).
“Ini digunakan untuk bantuan sosial menjelang Pemilu 2024 dan telah memicu kekhawatiran,” papar Direktur Narasi Institute itu.
Achmad menyebut kebijakan itu mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah. Beleid itu mengalihkan tanggung jawab penyaluran bantuan pangan beras dari Kementerian Sosial kepada Badan Pangan Nasional dan Perum Bulog.
“Kebijakan ini tidak hanya menciptakan ambiguitas dalam peran Badan Pangan Nasional tetapi juga mengurangi stok beras yang tersedia untuk masyarakat luas,” ujar dia.
Achmad mengatakan hal kedua, yakni pembentukan Perpres Nomor 125 tahun 2022 itu sendiri. Peraturan itu dinilai bukti kebijakan yang kurang tepat sasaran.
“Instruksi untuk menggunakan beras cadangan sebagai bantuan sosial, terutama menjelang pemilu, menyebabkan penurunan stok beras secara drastis,” jelas dia.
Achmad turut menyoroti keputusan untuk mengalokasikan sebagian besar CBP untuk bansos menjelang Pemilu 2024. Keputusan itu dinilai tanpa mempertimbangkan dampak terhadap ketersediaan beras.
“Selanjutnya, respons terhadap krisis ini tampaknya tidak cukup cepat dan efektif,” tutur dia.
Achmad menilai pemerintah belum mengumumkan langkah konkret mengatasi kelangkaan beras. Seharusnya, pemerintah fokus menyusun strategi dan mengomunikasikan itu kepada masyarakat.
“Tanpa intervensi yang tepat, kenaikan harga beras dapat berlanjut dan berdampak lebih luas,” tegas dia.