Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan menjalani operasi hernia pada Minggu, 31 Marer 2024. Kantornya mengisyaratkan kondisinya baik-baik saja.
Operasi hernianya dilakukan pada saat ia melancarkan perang melawan Hamas di Gaza, dan kurang dari setahun setelah ia dipasangi alat pacu jantung.
“Pada Sabtu malam, selama pemeriksaan rutin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ditemukan hernia,” kata kantornya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Age, Senin, 1 April 2024.
Mereka menambahkan, pemimpin berusia 74 tahun itu dibius total selama operasinya pada Minggu malam.
Memberi isyarat bahwa kondisinya tidak serius, kantor Netanyahu mengumumkan bahwa dia akan mengadakan konferensi pers pada Minggu, 31 Maret pukul 16.30 waktu setempat, sebelum prosedur tersebut.
“Saya yakinkan Anda bahwa saya akan berhasil melewati pengobatan ini dan segera kembali beraksi,” kata Netanyahu kepada wartawan di konferensi tersebut.
Netanyahu dipasangi alat pacu jantung pada Juli lalu, sementara Israel terjerat dalam krisis domestik terburuk dalam beberapa dekade, dengan protes yang meluas terhadap rencana perombakan peradilan pemerintah sayap kanan.
Protes tersebut berhenti pada 7 Oktober, ketika kelompok Islam Hamas Palestina melancarkan serangan mendadak terhadap Israel selatan, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang saat kembali ke Gaza.
Itu adalah hari paling mematikan di Israel dan serangan terburuk terhadap orang Yahudi sejak Holocaust. Israel kemudian melancarkan serangan udara, laut dan darat di Gaza, dengan tujuan untuk mengakhiri kekuasaan Hamas di sana dan menghilangkan kemampuan militernya.
Lebih dari 32.000 warga Palestina tewas dalam perang tersebut dan Israel menghadapi tekanan internasional yang semakin besar atas jumlah korban tewas dan krisis kemanusiaan yang parah di Gaza.
Protes terhadap pemerintahan Netanyahu kembali terjadi.
Popularitas Netanyahu, yang sudah menurun karena krisis peradilan, semakin merosot sejak perang, dengan jajak pendapat berturut-turut menunjukkan sedikitnya kepercayaan terhadap kepemimpinannya dan kekalahan dari saingannya yang lebih berhaluan tengah jika pemilu