Mojokerto: Gelombang pengungsian akibat banjir yang tak kunjung surut terus terjadi di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Setidaknya ada 1.800 warga terdampak banjir tersebut.
Ribuan warga terdampak tersebut berada di Dusun Bekucuk dan Tempuran. Sejak dua hari lalu, warga mulai mengungsi ke rumah-rumah kerabatnya yang jauh dari lokasi terdampak banjir.
Gelombang pengungsian pun terus terjadi. Selasa, 10 Desember 2024 pagi, warga yang masih bertahan di rumah, akhirnya mengungsi ke tenda darurat dan rumah kerabatnya.
Meski demikian tak sedikit warga yang bertahan karena yakin banjir akan segera surut. Salah satunya Sukadi (47), warga Dusun Bekucuk yang memilih menjaga rumahnya karena yakin banjir segera surut.
“Anak dan istri mengungsi. Saya di rumah saja sambil menjaga barang. Semoga segera surut,” kata Sukadi, Selasa, 10 Desember 2024.
Hingga kini banjir yang melanda Desa Tempuran masih belum menunjukkan tanda-tanda surut. Sebanyak 470 rumah warga masih terendam banjir akibat luapan Sungai Avour Watudakon tersebut.
Gubernur Jatim terpilih, Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Mojokerto terpilih, Muhammad Al-Barra terus berkoordinasi untuk membersihkan material pepohonan dan eceng gondok yang diperkirakan kiriman dari Kabupaten Jombang.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Bu Khofifah dan Provinsi Jatim. Alat-alat berat akan diterjunkan untuk pembersihan. Memang ini kiriman dari Jombang,” kata Gus Barra.
Selain itu, tenda darurat, dapur umum yang mampu memasak 1.850 porsi nasi bungkus sehari 2 kali, posko kesehatan, juga telah didirikan tak jauh dari lokasi banjir.