Gresik : Berkembangnya Gresik menjadi Kota Industri tercermin dari semakin banyaknya industri yang berdiri dan menanamkan modalnya di kota wali. Salah satunya, terdapat Java Integrated Industrial Port and Estate atau JIIPE di kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
JIIPE yang ditetapkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus, atau KEK oleh Presiden Joko Wiwodo, menjadi magnet bagi investor maupun pelaku Industri besar, salah satunya PT Freeport Indonesia untuk menjadi bagian dari pengembangan industrinya. Selain PT Freeport Indonesia, masih banyak lagi Industri turunan yang sudah dan akan berdiri di JIIPE.
Melihat banyaknya industri yang berkembang di Gresik, menjadi peluang bagi masyarakat Gresik untuk bisa bekerja dan menjadi bagian dari perkembangan wilayahnya. Namun, tidak mudah bagi masyarakat Gresik untuk bisa bergabung menjadi bagian dari Industri yang ada, jika tidak diimbangi dengan kemampuan dan kesehatan yang baik.
Untuk menjembatani permasalahan ini, sejumlah elemen Organisasi Pengusaha, mulai dari Kadin, Apindo dan HIPMI bersama pemerintah Kabupaten Gresik, mendirikan Rumah Vokasi Gresik. di rumah Vokasi Gresik yang diresmikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ini, Juni tahun 2022 lalu ini, sudah berhasil membawa banyak warga Gresik untuk diterima dan bekerja di sejumlah industri di Gresik, salah satunya di proyek Smelter PT Freeport Indonesia.
“PTFI telah merekrut sejumlah karyawan untuk pengoperasikan perusahaan, patut kami mengapresiasi karena hampir 50% karyawan nya merupakan masyarakat Gresik,” ungkap Direktur Rumah Vokasi Gresik, Choirul Rizal melalui rilisnya, Rabu, 10 Desember 2024.
Menurut Rizal, beberapa bulan terakhir PTFI bersama Dinas Tenaga Kerja dan Rumah Vokasi Gresik, mengadakan pelatihan berbasis kompetensi dengan sertifikasi dari BNSP dan Kemnaker yang diikuti lebih dari 300 peserta dari warga Gresik.
“terdapat lebih dari 15 pelatihan yang dilaksanakan, ini semua merupakan pelatihan keahlian mulai dari operator Scaffolding, Forklift, Crane Mobil kls III, hingga pelatihan K3,” tambah Rizal.
Dalam pelatihan yang dijalankan ini, tidak hanya diberikan ilmu pengetahuan dan praktek sesuai bidang nya, tetap juga diberi bekal ilmu terkait prilaku dan etika dalam bekerja. Sehingga para peserta sangat siap melakukan pekerjaan sesuai bidang yang dijalankan.
Pelatihan ini bagian dari langah bersama, untuk bisa menurunkan angka pengangguran terbuka di Gresik yang dinilai masih cukup tinggi, ditengah banyaknya industrialisasi di Gresik yang terus berkembang.
“pengangguran di Gresik masih cukup tinggi, kami sangat mengapresiasi adanya Perda. Gresik perihal adanya klausul minimal 60% tenaga ker wajib diisi warga lokal,” kata Rizal.
Dikesempatan yang sama, Nana Suharna, CSR Superintendent PT Freeport Indonesia menyampaikan pentingnya keterampilan dan prilaku yang baik di dunia kerja. Kompetisi yang semakin sengit, mengharuskan pekerja terus bisa terus mengasah keterampilan agar bisa diterima di dunia kerja yang semakin kompetitif.
Nana juga menyoroti pentingnya menjaga kesehatan saat masuk di dunia kerja, “karena menurut pengalaman perekrutan pekerja di PTFI, banyak sekali peserta yang gagal hanya karena faktor kesehatan,” katanya.
Melalui pelatihan pelatihan seperti ini, diharapkan bisa menjadi salah satu cara untuk membekali calon pekerja agar bisa masuk ke dunia industri. Sehingga hadirnya industri di Gresik, bisa sepenuhnya memberi manfaat bagi masyarakat Kabupaten Gresik.