Mojokerto: Memasuki hari ke 4 banjir masih melanda Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Polres Mojokerto terus melanjutkan evakuasi terhadap warga terdampak, membersihkan sumbatan aliran sungai, serta memberikan pelayanan kesehatan bagi warga.
Evakuasi terhadap warga terdampak banjir tersebut dilakukan di Desa Tempuran dan Ngingasrembyong di Kecamatan Sooko. Polres Mojokerto bersama 265 petugas gabungan dari TNI, BPBD, serta para relawan, melakukan evakuasi terhadap warga.
Selain itu, mereka juga juga membersihkan material eceng gondok yang menyumbat aliran Sungai Balongkrai dan Sungai Avour Watudakon. Sumbatan inilah yang menyebabkan air meluap hingga menggenangi permukiman warga sampai saat ini.
Mewakili Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto, Waka Polres Mojokerto Kompol Yulie Khrisna menyatakan, pihaknya terus bersinergi dengan TNI, Pemda, serta para relawan untuk penanganan bencana banjir ini.
“Alhamdulillah kami bersinergi baik dengan para relawan, BPBD, TNI. Kami berupaya membantu membersihkan eceng gondok ini,” kara Yulie kepada sejumlah wartawan di lokasi, Rabu, 11 Desember 2024.
Upaya Polres Mojokerto membantu evakuasi warga terdampak banjir ini, dilakukan sejak Selasa, 10 Desember 2024 kemarin. Lansia, anak-anak dan warga lainnya, terus dievakuasi ke posko pengungsian di Balai Desa Ngingasrembyong menggunakan perahu karet.
Sementara itu, lanjut Khrisna, untuk membantu kegiatan di dapur umum, seperti memasak, membungkus nasi, pihaknya menerjunkan polwan. “Kami juga menyediakan layanan kesehatan Dokkes, ada obat diare, dan trauma healing bagi warga,” ujarnya.
Selain membantu secara tenaga, anggota Polres Mojokerto juga menyisihkan sedikit penghasilannya untuk membantu para korban banjir di Desa Tempuran dan Ngingasrembyong. Hasil dari patungan tersebut akan dirupakan seperti air mineral, mi instan, serta kebutuhan lainnya.
“Untuk trauma healing dari Pemprov Jatim ada psikolog. Dari Satbinmas Polres Mojokerto juga menghibur anak-anak yang mengungsi,” pungkas Yulie.
Data dari BPBD Kabupaten Mojokerto, banjir di Desa Tempuran telah merendam 797 rumah penduduk. Ketinggian air mencapai 50-100 cm. Di desa ini banjir sudah berlangsung selama 4 hari dengan 2.723 warga terdampak.
Sedangkan di Desa Ngingasrembyong banjir merendam permukiman di Dusun Pendowo, Sanggrahan, Sidonganti. Ketinggian air di wilayah ini tak separah di Tempuran dan sebanyak 627 jiwa terdampak.