Gresik, metrotvjatim : Thoriq Majiddanor, anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, mendorong Bank Indonesia (BI) dan Perum Peruri untuk mengembangkan mesin pencetak dan bahan baku pembuatan uang dari karya anak bangsa Indonesia. Pesan ini disampaikan Jiddan sapaan akrab Thoriq Majiddanor, dalam Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR ke Perum Peruri, di Karawang, Jawa Barat, Kamis, 30 Januari 2025.
“Pada prinsipnya kami mendorong Bank Indonesia, khususnya Perum Peruri, atau pun vendor-vendor yang ditunjuk untuk mencetak uang ke depan harus menggunakan teknologi karya anak bangsa,” kata Jiddan dalam rilis resmi DPD Partai NasDem Gresik, Jumat, 31 Januari 2025.
Legislator yang juga ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai NasDem Kabupaten Gresik itu, mengatakan bahwa selama ini mesin pencetak uang, Indonesia masih bergantung pada teknologi dari luar negeri. Karena, selama ini negara yang mampu membuat mesin pencetak uang hanyalah Jerman dan Jepang. Sementara itu, untuk bahan baku pembuatan, Indonesia pun masih bergantung pada negara lain.
Untuk itu, kata legislator muda dari daerah pemilihan X (Gresik-Lamongan) itu, diperlukan pengembangan teknologi dari Tanah Air sehingga mampu menciptakan mesin pencetak uang. Legislator milenial ini pun khawatir jika tidak dimulai dari sekarang, Indonesia akan terus dijajah oleh bangsa lain jika terus bergantung dan tridak mandiri.
“Bolehlah kita yang lalu-lalu bergantung kepada negara lain, mulai dari mesin pencetak sampai dengan bahan baku. Dengan kemajuan teknologi yang sedemikian dahsyat, saya khawatir kalau ke depan bangsa ini tidak mampu membuat mesin secara mandiri, termasuk bahan bakunya, bisa-bisa kita ‘dijajah’ negara lain melalui mesin-mesin pencetak uang yang mereka buat,” ujarnya.
Dalam kesempatan kunjungan spesifik ini, Perum Peruri memberikan pemaparan secara rinci terkait proses pembuatan dari mulai tahap dasar plat hingga uang siap diedarkan dimasyarakat. Selama kunjungan ini, para anggota Komisi XI DPR RI juga diajak melihat langsung setiap tahapan dalam proses percetakan sehingga menghasilkan lembaran uang.
Di kesempatan ini, Perum Peruri juga mengklaim bahwa uang palsu yang ditemukan di berbagai daerah belum ada yang mampu menyerupai uang asli dengan tingkat kemiripan hanya sebesar 20%.