Jakarta: Pembeli pupuk di Asia mencari alternatif pengganti pasokan dari Tiongkok di tengah kekhawatiran eksportir utama dunia tersebut melakukan pembatasan pengiriman untuk melindungi pasar domestiknya.
Tiongkok adalah eksportir fosfat terbesar di dunia dan pemasok utama urea. Namun sejak 2021 Tiongkok telah memberlakukan langkah-langkah termasuk kuota ekspor dan persyaratan pemeriksaan yang panjang terhadap bahan-bahan pupuk untuk mendinginkan harga dalam negeri.
Direktur Pupuk di Broker StoneX Group Inc Josh Linville menuturkan intervensi Pemerintah Tiongkok yang semakin besar terhadap ekspor amonia membuat pembeli mencari pasar lain.
“Biasanya, faktor pasar menentukan apa yang terjadi. Sekarang, kita harus mencoba dan mencari tahu apa yang dipikirkan pemerintah pusat dan reaksinya bisa sangat bervariasi. Pembeli harus melakukan diversifikasi,” kata dia dikutip dari Channel News Asia, Senin, 18 Desember 2023.
Ekspor turun
Ekspor urea turun 24 persen menjadi 2,8 juta metrik ton pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Namun ekspor fosfat meningkat pesat pada awal tahun ini dan kemudian alami penurunan dalam beberapa bulan terakhir sehingga menyebabkan berkurangnya pasokan global yang mendorong kenaikan harga.
“Pembatasan yang diberlakukan oleh Tiongkok mendorong kenaikan harga urea dan amonium fosfat, namun kami tidak mengantisipasi kenaikan yang signifikan,” kata seorang pejabat senior di sebuah perusahaan pupuk yang berbasis di New Delhi.
India adalah salah satu pembeli pupuk terbesar di dunia. Ekspor urea Tiongkok ke negara tersebut pada paruh pertama 2023/24 mulai April anjlok 58 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 335.963 ton.
“Namun, produk-produk yang tersedia dari pemasok alternatif termasuk Rusia, Oman, dan Uni Emirat Arab mengimbangi lebih rendahnya pengiriman dari Tiongkok,” tambah pejabat tersebut.