Cilacap: PT PLN Indonesia Power (PLN IP) terus menerapkan pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar pengan batu bara (cofiring). Salah satunya yang dilakukan di PLTU Adipala yaitu memanfaatkan berbagai limbah dari kayu hingga uang kertas.
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Wanhar mengatakan, penerapan cofiring PLTU Adipala telah dilakukan melalui inovasi dengan memanfaatkan berbagai sumber biomassa. Hal ini sejalan dengan program Pemerintah dalam menurunkan emisi.
“PLTU Adipala dalam kondisi yang sangat baik, satu hal yang memang saya apresiasi adalah program dimana program Pemerintah ini sudah dilaksanakan oleh PLN IP dengan baik termasuk PLTU adipala. Dimana saat ini PLTU Adipala sudah melakukan program cofiring, dengan menggunakan limbah limbah, baik dari gergajian kayu maupun limbah uang kertas, ini menarik,” katanya dalam keterangan tertulis, Minggu, 11 Februari 2024.
PLTU Adipala pun mendapat perhatian dari Komisi VII DPR RI dan Kementerian ESDM setelah beberapa waktu lalu mendapatkan Piagam Penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas penggunaan limbah racik uang kertas (LRUK) terbanyak yaitu sebanyak 100 Ton yang dijadikan untuk cofiring atau subtitusi energi primer Pembangkit Listrik Tenaga Uap.
Pemanfaatan limbah uang kertas terobosan bagi bahan bakar PLTU
Menurut Wanhar, pemanfaatan limbah racik uang kertas (LRUK) merupakan terobosan terbaru dan pasokannya terjamin, sebab berdasarkan data Bank Indonesia, dalam satu tahun ada 6 ribu ton LURK.
“Cofiring dengan limbah uang kertas ini pertama kali saya denger, ini juga menarik sebagaimana yang kita ketahui uang akan selalu ada, ya walaupun sudah ada emoney. Kalau dari penjelasan BI ini cukup sustain, karena ada sekitar 6 ribu ton pertahun, mudah-mudahan akan menjadi alternatif biomass yang akan memenuhi co-firing di PLTU Adipala,” ungkap dia.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan PLN Indonesia Power terus kejar target bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di tahun 2025, salah satunya melalui program cofiring, termasuk di PLTU Adipala.
Program ini dijadikan sebagai salah satu green booster dalam program percepatan peningkatan energi terbarukan dengan minimum investasi dikarenakan menggunakan fasilitas yang sudah ada.
“PLN Indonesia Power terus lakukan manuver untuk mencapai target bauran EBT di tahun 2025. Selain terus menggali potensi EBT di Indonesia, kami juga jalankan program cofiring yang dijadikan sebagai salah satu green booster dalam program percepatan peningkatan energi terbarukan,” ujar Edwin.
Saat ini PLTU Adipala terus menaikan target tonase dan kWh green untuk cofiring hingga 5 persen. Maka dari itu diperlukan tambahan material bahan bakar dari berbagai jenis biomassa, salah satunya adalah pemanfaatan LRUK yang bekerjasama dengan Bank Indonesia Purwokerto di tahun 2023.
Berdasarkan data Bank Indonesia Tahun 2021, rata-rata LRUK yang dihasilkan adalah hampir 6 ribu ton per tahun. Nilai kalor LRUK cukup tinggi yaitu 3.901 kCal/kg (ar), jika dibandingkan dengan biomassa sawdust yaitu sekitar 2.500 kCal/kg (ar), sehingga dalam 1 tahun dapat dihasilkan energi sebesar 21.679.027,3 MCal atau 25.201,9 MWh.