Jakarta: Mata uang rupiah dibuka melemah pada perdagangan hari ini. Rupiah dibuka melemah setelah keyakinan The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi masih besar.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi tergelincir 12 poin atau 0,08 persen menjadi Rp15.602 per USD dari penutupan perdagangan sebelumnya yang sebesar Rp15.590 per USD.
Risalah pertemuan The Fed Januari menyarankan para pembuat kebijakan untuk berhati-hati dan tidak terburu-buru menurunkan suku bunga. Para pejabat Fed mengkhawatirkan risiko pergerakan yang terlalu cepat dan masih terlihat lebih percaya diri dalam mengurangi inflasi sebelum menurunkan suku bunga.
“Para peserta secara umum mencatat mereka tidak memperkirakan akan tepat untuk mengurangi kisaran target suku bunga dana federal sampai mereka mendapatkan keyakinan yang lebih besar inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju angka dua persen,” demikian isi risalah tersebut, dilansir CNBC International, Jumat, 23 Februari 2024.
Namun, risalah tersebut juga menunjukkan bahwa para pengambil kebijakan tidak mengharapkan kenaikan suku bunga lebih lanjut. Wawasan inflasi terbaru menunjukkan kepada banyak pelaku pasar bahwa tekanan dari harga yang lebih tinggi mungkin lebih besar dari yang diharapkan, dengan indeks harga konsumen dan indeks harga produsen bulan Januari lebih tinggi dari perkiraan.
Investor pada awalnya mengharapkan penurunan suku bunga secepatnya pada Maret, namun kini memperkirakan penurunan suku bunga pertama akan dilakukan pada Juni.
BI tahan suku bunga
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia menyatakan tetap mempertahankan BI-Rate di level enam persen. Keputusan tersebut sudah diprediksi beberapa analis. Sementara untuk suku bunga Deposit Facility ditetapkan sebesar 5,25 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
“Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Februari 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00 persen,” kata Gubernur Bank Indonesia dalam konferensi pers, Rabu, 21 Februari 2024.
Perry menjelaskan, keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. Adapun kebijakan pro-stability yaitu untuk penguatan stabilitas nilai tukar rupiah serta langkah preemptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024.