Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan sejumlah dampak program makan siang gratis, yang diusung Prabowo-Gibran khususnya terhadap defisit APBN.
Saat ditanya mengenai program makan siang gratis yang dicanangkan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dia mengatakan itu akan didetilkan dalam pagu indikatif dari masing-masing kementerian/lembaga.
“Kalau detil nanti lihat di dalam pembahasan mengenai pagi indikatif dari masing-masing K/L nanti kita lihat dari existing program dengan apa yang akan masuk baru, dan nanti akan dihitung dalam sebulan ke depan,” tutur dia.
Target defisit
Untuk postur awal, ia menjelaskan dari sisi penerimaan negara maupun belanja negara pemerintah akan menargetkan defisitnya antara 2,45-2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (GDP).
Presiden, sambungnya, juga meminta agar postur anggaran 2025 mengantisipasi kondisi ekonomi global.
Presiden, imbuhnya meminta agar defisit betul-betul dikendalikan, termasuk memperkirakan dampak dari gejolak ekonomi global, geopolitik, dan lain-lain sehingga kepercayaan terhadap APBN masih tetap bisa dijaga.
Saat ditanya apakah besaran defisit juga memperhitungkan program makan siang, ia menyebut itu sudah masuk dalam termasuk seluruh kebutuhan kementerian dan lembaga (K/L).
“Semuanya harus sudah masuk di situ enggak ada yang on top. Jadi di dalam defisit sudah termasuk seluruh kebutuhan K/L dan berbagai komitmen,” ucap dia.