metrotvjatim.commetrotvjatim.com
  • Nasional
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Inovasi
  • Live metro tvLive metro tvLive metro tv
Notification Show More
Font ResizerAa
Font ResizerAa
metrotvjatim.commetrotvjatim.com
  • Beranda
  • Nasional
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Inovasi
  • Live metro tv
Search
  • Nasional
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Hankam
  • Inovasi
  • Video
  • Indeks
  • Link Terkait
    • Live metro tv
    • About
    • Contact Us
    • Privacy Policy
    • Terms And Condition
    • Cyber Media Guidelines
Follow US
© Copyright 2024. All Rights Reserved
LIVE TV
HEADLINE

Bedah Editorial MI – Momentum Perkuat Toleransi

Redaksi 5 September 2024
Share
3 Min Read

Sebagai pemimpin Gereja Katolik dunia dan sebagai Kepala Negara Vatikan, sosok Paus Fransiskus memang sangat istimewa. Namun, kunjungannya ke Indonesia sesungguhnya bukan hanya istimewa bagi umat Katolik ataupun sebagai tamu negara.

Kunjungan Paus ke-266 itu sebenarnya istimewa pula bagi kebangsaan kita. Baik dalam tema kunjungan apolistik ini hingga pidato di Istana Merdeka maupun di Gereja Katedral, Sri Paus selalu merujuk pada persaudaraan, bela rasa, keberagaman, dan bahkan secara jelas menyebut Bhinneka Tunggal Ika sebagai hal yang membanggakan dari Indonesia.

Namun, lebih dari sekadar bangga, pengakuan Sri Paus akan karakter bangsa kita itu semestinya menyentil pula kesadaran kita. Sebab, tidak akan berarti gaung Bhinneka Tunggal Ika jika semboyan itu tidak tecermin di masyarakat kita.

Baca Juga:  Jelang Debat Pertama Cagub - Cawagub Jatim

Hal itu pula yang dinanti selama kunjungan Paus hingga Kamis, 6 September. Benarkah Bhinneka Tunggal Ika terwujud lebih dari sekadar semboyan?

Pertanyaan itu semestinya terjawab pula oleh seluruh masyarakat dalam menyikapi berbagai hal terkait dengan kesejukan, kenyamanan, kelancaran, dan kesuksesan rangkaian ibadah selama Paus Fransiskus berada di Indonesia. Termasuk, kenyamanan dan ketenangan saat menjalankan misa akbar di Gelora Bung Karno, hari ini.

Kita mestinya tidak perlu meributkan hal-hal yang memang bisa didialogkan. Wajah bangsa yang toleran akan diuji sejauh mana kita legawa menyikapi perbedaan dan ikhlas memberi kemerdekaan kepada pemeluk keyakinan lain dalam menjalankan segenap ibadah mereka.

Spirit persaudaraan, kerukunan dalam perbedaan, memberi ruang bagi para pemeluk keyakinan untuk mengekspresikan keyakinan mereka, sudah semestinya kita tunjukkan. Maka, suasana sejuk penuh penghormatan mesti kita tunjukkan selama prosesi peribadatan yang dipimpin Paus Fransiskus itu.

Baca Juga:  Bupati Malang Tetap Bertolak ke Magelang Meski Ada Larangan oleh Megawati

Kita percaya sebagian besar masyarakat kita menghormati perbedaan dan mendukung toleransi. Namun, kita juga mesti waspada bahwa gejolak atas nama perbedaan keyakinan masih mudah tersulut. Karena itu, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia semakin menunjukkan betapa sebenarnya toleransi dan dialog antariman mesti terus dipromosikan dan digaungkan.

Sebagai negara pertama yang disinggahi dalam kunjungan apolistik Sri Paus, Indonesia akan menjadi barometer bagi negara lain, bahkan seluruh mata dunia. Sebagai salah satu negara berpopulasi muslim terbesar di dunia, kunjungan Paus Fransiskus akan menjadi pembuktian segala klaim kita selama ini, baik klaim sebagai negara muslim toleran maupun kampanye-kampanye bahwa negeri ini siap menjadi pendamai untuk negara-negara yang terlibat perang.

Baca Juga:  Bandara Dhoho Kediri Bisa Digunakan Untuk Mudik Lebaran, Disebut Akan Datangkan Multiplier Effect Untuk Kemajuan Jatim

Sebab itu, kunjungan Paus bukan hanya pesta iman bagi umat Katolik, melainkan juga peneguh untuk kedewasaan keberagaman kita. Kunjungan Sri Paus membawa pertanyaan bagi tiap-tiap kita tentang pemahaman kita sebagai tuan rumah bersama.

Di dalam negeri yang serbaberagam ini, kemauan untuk menjadi tuan rumah bersama berarti mesti memiliki sikap empati, alias bela rasa, terhadap saudara sebangsa. Tanpa itu, kita sebenarnya bukan saja gagal membuktikan pujian Paus, melainkan juga gagal membuktikan Bhinneka Tunggal Ika dalam tindakan nyata kepada dunia.

SHARE NOW
Ad imageAd image

LATEST ARTICLE

Kebakaran Maut di Hong Kong, 83 Orang Dilaporkan Tewas
28 November 2025
Surat Rehabilitasi Ira Puspadewi Diterima KPK
28 November 2025
35 Titik Pengungsian Tampung Korban Banjir Aceh Utara
28 November 2025
Harga Emas Dunia Melemah Setelah Melonjak Pekan Ini
28 November 2025
Water Cannon Polri Bersihkan jembatan Besuk Kobokan
25 November 2025

MOST POPULAR

PEMERINTAHAN

Lapas Bojonegoro Sabet Penghargaan Inovasi Produk Terbaik di Pameran UMKM Kemenimipas RI

HEADLINE

Water Cannon Polri Bersihkan jembatan Besuk Kobokan

HEADLINE

Tim Trauma Healing Polres Lumajang Dampingi Anak Penyintas Semeru

HEADLINE

Polda Jatim Bantu Bersihkan Endapan Lahar Dingin Pascaerupsi Gunung Semeru

LAINNYA

Kebakaran Maut di Hong Kong, 83 Orang Dilaporkan Tewas

28 November 2025

Surat Rehabilitasi Ira Puspadewi Diterima KPK

28 November 2025

35 Titik Pengungsian Tampung Korban Banjir Aceh Utara

28 November 2025

Harga Emas Dunia Melemah Setelah Melonjak Pekan Ini

28 November 2025
metrotvjatim.commetrotvjatim.com
Follow US
© Copyright 2024. All Rights Reserved
  • About
  • Contact Us
  • Terms And Condition
  • Privacy Policy
  • Cyber Media Guidelines
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?