Banda Aceh: Banjir akibat tingginya curah hujan dan meluapnya Sungai/Krueng Pase, Krueng Keureuto, Krueng Peutou, Krueng Pirak, Krueng Ajo, Krueng Sawang, Krueng Jambo Aye, dan Krueng Nisam di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, memaksa warga mengungsi. Para korban tersebar di 35 titik pengungsian.
“Data sementara ada 35 titik pengungsian dan hampir seluruh Kabupaten Aceh Utara lumpuh total akibat bencana banjir,” kata Juru Bicara Pemerintah Aceh Utara Muntasir Ramli, dikutip dari Antara, Jumat, 28 November 2025.
Ia menjelaskan banjir yang melanda kabupaten itu mengakibatkan kerusakan infrastruktur, lahan pertanian, tambak, dan perkebunan. Banjir juga merendam pemukiman penduduk dan diperparah hilangnya jaringan internet (blackout/padam) yang menyebabkan tersendat proses evakuasi dan distribusi logistik ke lokasi pengungsian.
Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara per pukul 10.30 WIB, Rabu, 26 November 2025, sebanyak 19 kecamatan terendam banjir.
Kecamatan terdampak antara lain Tanah Jambo Aye (22 gampong/desa), Seuneddon (20), Baktiya (40), Muara Batu (10), Langkahan (8), Syamtalira Aron (14), Samudeta (7), Baktiya Barat (6), Lapang (11), Dewantara (16) Matangkuli (4), Bandar Baro (1), Lhoksukon (28), Pirak Timu (19), Sawang (5), Nibong (10), Tanah Luas (1) Murah Mulia (9), dan Kuta Makmur (7)
Jumlah korban terdampak banjir mencapai 46.830 jiwa atau 17.742 kepala keluarga (KK). Dari jumlah tersebut, 44.350 jiwa atau 14.713 KK telah mengungsi dan tersebar di 35 lokasi.
Ia memerinci bahwa korban banjir yang mengungsi terdiri dari berbagai kelompok rentan, termasuk 64 ibu hamil, 490 balita, 526 lansia, dan 12 penyandang disabilitas.

