Jelang Lebaran, Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) V Surabaya menggagalkan upaya penyelundupan ratusan koli pakaian bekas (ballpress) impor ilegal di Pelabuhan Kalimas, Perak Utara, Surabaya, Jawa Timur. Diduga permintaan pakaian bekas impor meningkat jelang Lebaran.
Pengungkapan kasus upaya penyelundupan pakaian bekas impor ilegal ini berawal dari informasi yang didapat tim gabungan Lantamal V Surabaya terkait pemindahan ballpress dari satu kendaraan ke kendaraan lain.
Setelah diselidiki, tim gabungan menemukan kegiatan ilegal kepabeanan, yakni pemindahan ballpress pakaian bekas yang kemudian dilakukan pengamanan.
“Ternyata memang didapati betul adanya barang ilegal berupa ballpress yang dipindahkan ataupun terjadi transfer dari sebuah kontainer kepada beberapa truk yang nantinya akan digeser sesuai dengan alamat tujuan. Yang tidak terlalu jelas inisialnya karena dialamatkan Malang, begitu saja,” ujar Laksma TNI Arya Delano Komandan Lantamal V Surabaya kepada awak media di Kantor Tim Intelijen Lantamal V Surabaya, Sabtu (22/3).
Sebanyak 103 koli pakaian bekas impopp ilegal yang ditemukan itu diurus oleh seorang berinisial N pemilik CV. Renaldi Trans yang beralamat di pergudangan Kalimas dan seorang perempuan berinisial R yang kerap menjalankan aksi ilegal tersebut.
Modus yang dilakukan N dan R adalah menyelundupkan barang dari luar negeri ke Makasar, Sulawesi Selatan dengan tujuan Surabaya, Jawa Timur dengan menggunakan kapal MV. Pangkal Pinang. Sesampainya di Surabaya, barang selundupan itu dibongkar dan diangkut ke gudang penyimpanan di wilayah Kalimas menggunakan truk yang akan dikirim ke wilayah Malang sebelum disebarluaskan di wilayah Jawa Timur.
Laksma TNI Arya Delano Komandan Lantamal V Surabaya mengatakan sesuai peraturan perundangan dan aturan di Kementerian Perdagangan, pakaian bekas impor dilarang untuk masuk ke Indonesia karena merugikan industri tekstil lokal.
“Kalau barang-barang (pakaian bekas impor) ini masuk. Sehingga dijual bebas mungkin. Maka dia (pakaian bekas impor) sangat murah. Sehingga akan mematikan usaha lokal yang ada di masyarakat. Yang kedua juga berdampak kekhawatiran terkait kesehatan. Kita tahu bahwa barang bekas ini dari siapa dan darimana,” ungkapnya.
Proses hukum lebih lanjut dari kasus penyelundupan pakaian bekas impor ilegal ini akan diserahkan ke pihak berwenang.