Jombang, metrotvjatim; Bulan suci Ramadan merupakan momentum yang sangat tepat untuk memperkuat moderasi beragama dan toleransi. Ramadan juga bisa dijadikan pijakan untuk meningkatkan persatuan antar umat.
Seperti yang dilakukan sejumlah masyarakat yang tergabung dalam Organisasi Kemasyarakatan Kebangsaan lintas Agama, Suku dan budaya PNIB Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu, di kawasan Alun alun, Kecamatan Megaluh, Jombang, pada Kamis (27/03/25) kemarin. Sembari menggelar kegiatan berbagi makanan berbuka, mereka juga menggelar refleksi soal kondisi beragama di Indonesia saat ini seiring munculnya aksi anarki terhadap sesama.
“Ramadan itu berkah karunia dan anugerah bagi seluruh makhluk yang ada di alam semesta. Bagi takjil PNIB dan PN Lingpasraga ini digelar sebagai kaca dan pengingat setiap orang Islam, agar bisa meningkatkan kualitas beribadah. Bukan malah berbuat anarki, arogan dan intoleransi kepada mereka yang kebetulan sedang berhalangan menjalankan ibadah puasa,” kata Ketua Umum PNIB AR Waluyo Wasis Nugroho atau biasa disapa Gus Wal, di depan tamu undangan, di alun alun Megaluh.
Gus Wal menyembutkan, tahun ini masih banyak terjadi aksi tindakan Intoleransi, persekusi, yang merugikan kelompok masyarakat lain yang sedang uzur tidak berpuasa. Sikap seakan kebal pada hukum dan terus membuat gaduh seharusnya segera di akhiri, bukan melakukan sweeping terhadap warung makan yang buka di siang hari.
“Tindakan itu seharusnya sudah tidak ada. Karena mengganggu dan merusak harmoni kehidupan antar umat beragama. Kalau seperti ini, ini kan menguatkan kembali jika paham ideologi wahabi Khilafah merupakan sumber tunas lahirnya Intoleransi dan Radikalisme Terorisme di Indonesia,” ucapnya.
Sebagai organisasi masyarakat, Lanjut Gus Wal, PNIB meminta kepada aparat penegak hukum, khususnya Densus 88 Polri, TNI untuk menindak tegas para pelaku Intoleransi tersebut. Sebab, momentum Ramadan dan idul Fitri sejatinya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah yang esa, bukan justru membuat propaganda sikap intoleran.
“Rukun, tenggang rasa, saling menghormati dan penuh cinta kasih, adalah jari diri nusantara. Menerima segala macam bentuk perbedaan tanpa memandang agama, suku adalah indentitas bangsa Indonesia sejak dulu. Aparat penegak hukum di Indonesia harus berani dan tegas menindak para da’i provokator penyeru Khilafah Terorisme, agar kebhinekaan tetap bisa terjaga,” pungkas Gus Wal.
Diketahui, acara bagi takjil dan refleksi ramadan ini digelar dengan melibatkan sebagian masyarakat sekitar. Sejumlah pengurus dan anggota PNIB beserta sesepuh sekaligus Pembina PN Lingpasraga Edi Riyanto beserta anggotanya juga turut hadir dalam acara ini.