Demo yang awalnya tertib ini, mulai memanas saat peserta aksi yang sebagian besar mengenakan pakaian hitam tanpa atribut almamater, mulai melempari Gedung Grahadi dengan berbagai benda seperti petasan, botol, hingga batu.
Pendemo juga merusak barikade kawat berduri hingga merusak gapura pintu masuk Grahadi. Dalam aksinya, pendemo terus meneriakkan “Tolak UU TNI”, sembari melemparkan bom molotov dan batu ke arah depan gedung.
“Jika RUU TNI tidak dicabut, kami akan mengerahkan massa yang lebih banyak untuk mencabut UU TNI tersebut,” teriak salah satu demonstran saat berorasi didepan gedung Grahadi Surabaya, sambil menunjuk ke arah polisi yang berjaga.
Merespons situasi yang semakin tidak terkendali, aparat kepolisian mengambil tindakan tegas dengan menyemprotkan water cannon ke arah massa. Namun, tindakan tersebut justru memicu situasi yang kian memanas, dan membuat para demonstran lainnya semakin beringas dengan melemparkan botol dan petasan.
Meskipun aksi unjuk rasa berakhir ricuh dan sejumlah pendemo ditangkap, namun belum ada laporan korban luka yang diterima pihak kepolisian.
Demo yang awalnya tertib ini, mulai memanas saat peserta aksi yang sebagian besar mengenakan pakaian hitam tanpa atribut almamater, mulai melempari Gedung Grahadi dengan berbagai benda seperti petasan, botol, hingga batu.
Pendemo juga merusak barikade kawat berduri hingga merusak gapura pintu masuk Grahadi. Dalam aksinya, pendemo terus meneriakkan “Tolak UU TNI”, sembari melemparkan bom molotov dan batu ke arah depan gedung.
“Jika RUU TNI tidak dicabut, kami akan mengerahkan massa yang lebih banyak untuk mencabut UU TNI tersebut,” teriak salah satu demonstran saat berorasi didepan gedung Grahadi Surabaya, sambil menunjuk ke arah polisi yang berjaga.
Merespons situasi yang semakin tidak terkendali, aparat kepolisian mengambil tindakan tegas dengan menyemprotkan water cannon ke arah massa. Namun, tindakan tersebut justru memicu situasi yang kian memanas, dan membuat para demonstran lainnya semakin beringas dengan melemparkan botol dan petasan.
Meskipun aksi unjuk rasa berakhir ricuh dan sejumlah pendemo ditangkap, namun belum ada laporan korban luka yang diterima pihak kepolisian.
Surabaya, metrotvjatim: Unjuk rasa menolak Undang-Undang TNI di depan Gedung Grahadi, Surabaya, pada Senin (24/3/2025) sore berakhir ricuh. Kericuhan dipicu aksi ratusan massa gabungan dari mahasiswa dan masyarakat sipil, yang berusaha menerobos masuk ke dalam kompleks gedung pemerintahan.
Demo yang awalnya tertib ini, mulai memanas saat peserta aksi yang sebagian besar mengenakan pakaian hitam tanpa atribut almamater, mulai melempari Gedung Grahadi dengan berbagai benda seperti petasan, botol, hingga batu.
Pendemo juga merusak barikade kawat berduri hingga merusak gapura pintu masuk Grahadi. Dalam aksinya, pendemo terus meneriakkan “Tolak UU TNI”, sembari melemparkan bom molotov dan batu ke arah depan gedung.
“Jika RUU TNI tidak dicabut, kami akan mengerahkan massa yang lebih banyak untuk mencabut UU TNI tersebut,” teriak salah satu demonstran saat berorasi didepan gedung Grahadi Surabaya, sambil menunjuk ke arah polisi yang berjaga.
Merespons situasi yang semakin tidak terkendali, aparat kepolisian mengambil tindakan tegas dengan menyemprotkan water cannon ke arah massa. Namun, tindakan tersebut justru memicu situasi yang kian memanas, dan membuat para demonstran lainnya semakin beringas dengan melemparkan botol dan petasan.
Meskipun aksi unjuk rasa berakhir ricuh dan sejumlah pendemo ditangkap, namun belum ada laporan korban luka yang diterima pihak kepolisian.