Surabaya, metrotvjatim.com: Salah satu mantan karyawan perusahaan milik Jan Hwa Diana, DS, melaporkan HRD UD Sentoso Seal Vero dkk terkait dugaan penggelapan ijazah ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jatim, Senin (21/4) sore.
Kedatangan DS ke ke SPKT Polda Jatim dengan didampingi kuasa hukumnya Eddi Tarigan, untuk melaporkan orang yang bertanda tangan dalam penerimaan ijazah, dan yang menerima SKCK di perusahaan tersebut.
“Yang kita laporkan di sini atas nama Vero dkk,” ujarnya di Mapolda Jatim, Senin (21/4). Menurutnya, yang dilaporkan Vero dkk karena yang bertanda tangan Vero yang ada di tulis di bawahnya bukan nama Vero.
“Pasal kita cantumkan di sini 372 KUHP tentang penggelapan satu buah ijazah barang milik klien kami,” terangnya. Dijelaskan Edi, Vero di perusahaan itu sebagai karyawan atau bisa dibilang HRD.
Sementara untuk kliennya pernah bekerja serabutan selama lima bulan di perusahaan UD. Sentoso Seal tersebut, terhitung sejak November 2019 hingga April 2020, setelah sebelumnya mengetahui lowongan kerja melalui media sosial. Setiap pekannya mendapat bayaran Rp 400 ribu.
“Yang kita bawa, bukti tanda terima dan copy ijazah. Tanda terima yang bertanda tangan atas nama Vero di bawahnya ada nama Andy,” bebernya.
Eddi menambahkan, klienya sudah beberapa kali menanyakan keberadaan ijazah ke perusahaan. Namun tidak diberikan sampai sekarang. Bahkan korban sempat menanyakan bersama orang tuanya. Alih-alih memberikan ijazah, pihak perusahaan malah selalu berbelit-belit.
“Sampai sekarang ijazahnya belum (tidak bisa) diambil. Karena dia diawal tidak mempunyai uang juga dia menjaminkan ijazah dia. Sampai sekarang ijazah ditanya gak pernah keluar,” paparnya.
Sementara korban DS mengaku akibat ijazahnya ditahan, dirinya mengalami kesulitan melamar kerja lagi. DS terpaksa harus bekerja membantu orang tuanya.
Terkait ijazah bakal ditahan dia mengetahui saat wawancara. Oleh perusahaan, bilangnya cuma dibuat jaminan. Pihaknya mengaku sudah menagih ijazah agar dikembalikan. Namun tidak ada respon.
“Saya konfirmasi ke bu bosnya langsung iya ke Bu Diana yang viral itu. Saya saat itu coba ngomong baik-baik, sudah saya telpon, saya ke sana sama ayah saya, ternyata di sana enggak ada orangnya. Lalu saya telpon, kemudian setelah telpon, malah saya yang dimaki-maki pakai kata-kata kotor. Saya tanya; masalahnya apa kok gak diberikan. Tambah maki maki saya,” tuturnya.